Title : Angel and Demons in Me
Part : 3
Genre : Romance
Author : Me
Cast :
- Lee Sangwoo a.k.a Siti Syifazalia
- Lee Donghae SuJu
- Park Jungsoo a.k.a Leeteuk SuJu
- Jessica Jung SNSD
- Choi Siwon SuJu
- Taeyon SNSD
- Sooyoung SNSD
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Mianhae ya chingu sekalian kalo post ff-nya agak lama, maklum author sendiri yang bikin cerita juga bingung ma lanjutannnya. Hehehe… Oke deh ini dia, langsung ajah yah, saya mau jalan-jalan dulu sama Lupus *?*… Cekidot…
:) :) :)
“Aish, apa yang kulakukan?” kataku bingung. Siwon masih memegang punggungku. Mata kami saling bertemu. Jantungku tak mau diam di tempat.
“Hanya berciuman denganku,” kata Siwon enteng. Tangannya yang tak memegang punggungku membelai lembut pipiku lalu bibirku. Pikiranku semakin kacau. Kalau sudah begini aku makin nggak bisa mikir.
“Oppa, aku mohon jangan lakukan lagi. Aku ini sudah punya namjachingu,” kataku memelas. Entah mengapa tiba-tiba aku jadi memelas padanya.
“Aku kan sudah bilang aku sudah tahu, tapi aku ingin kau menggantikan Jessica,” kata Siwon lalu mengecup pipiku. Aduh, aku nggak bisa bayangkan kalau ketahuan staff kantor dan aku mati dipenggal Jessica. Meski ia cerewet, namun Jessica tak pernah melakukan sesuatu yang jahat padaku. Duh, masa aku tega menghianati atasanku sendiri? Molla, yang jelas untuk saat ini aku hanya bisa merasakan bibir Siwon mulai mengecup bibirku lagi. Entah sampai kapan.
:)
“Kau ada acara tidak besok malam minggu?” tanya Donghae saat menjemputku pulang. Aku menggeleng.
“Ani. Kau ingin menghabiskan waktumu denganku?” tanyaku berharap. Semoga ini bisa jadi alasan waeyo aku tidak mau berkencan dengan Siwon.
“Ne, tentu saja,” kata Donghae lembut. Ia memeluk pinggangku dan segera menyuruhku naik ke motornya.
“Baiklah, aku tunggu kau besok jam 19.00 ya,” kataku. Lalu motor kami segera melaju cepat menuju apartemenku. Setelah aku sadar, Siwon sebenarnya memperhatikan kami berdua sedari tadi. Aku tak peduli. Aku hanya ingin lepas dari jeratan Siwon.
:)
“Sangwoo-sshi!” panggil sebuah suara. Aku pikir Donghae, namun ternyata aku salah. Ternyata itu suara Siwon.
“Siwon oppa? Ottoke kau bisa tahu apartemenku?” tanyaku sambil melihat sekitar. Aku pikir Donghae sudah tidak ada.
“Mudah saja. Bolehkah aku masuk?” tanya Siwon. Aku merasa tidak sopan membiarkan seorang tamu berdiri di depan apartemenku maka dari itu aku menyuruhnya masuk.
“Kau mau minum apa?” tanyaku.
“Hmm, apa saja. Hei, kau tinggal sendiri?” tanya Siwon. Aku menggeleng.
“Aniyo. Aku tinggal bersama Sooyoung. Namun hari ini ia harus bekerja di café dan aku sendirian,” jawabku. “Ia akan pulang 15 menit lagi.”
“Oh, apa aku mengganggu?” tanya Siwon lagi. Kali ini ia meminum kopi yang sudah kusiapkan untuknya.
“Aniyo,” kataku sambil tersenyum. “Ada perlu apa?’
“Aku hanya rindu padamu,” kata Siwon singkat lalu menatapku tajam. Lagi-lagi jantungku seakan mau copot karena tatapan matanya. Aku tak tahu apa yang ada di pikirannya sehingga ia bisa berkata semudah itu padaku.
“Kau sudah gila ya? Ottoke kalau Jessica tahu? Aku bisa kehilangan pekerjaanku,” kataku dengan cemas. Ia malah meremas jemariku dengan lembut.
“Biar saja ia tahu. Aku yang akan tanggung jawab. Saranghae,” kata Siwon. Aku langsung menatap matanya. Tuhan, apa aku sudah gila. Ia bilang saranghae padaku???
“Aku tak salah dengar kan oppa?” tanyaku memastikan. Ia mengangguk mantap.
“Aku sebenarnya menyukaimu sejak aku bertemu denganmu pertama kali. Jujur, kau lebih cantik dari Jessica. Selain itu kau ini polos sekali,” jawab Siwon. Aku merasakan wajahku memerah. “Jebal, jadilah yeojachingu-ku, aku janji aku akan penuhi semua kehidupanmu,” kata Siwon. Ia menjanjikan kehidupan yang baik memang, tapi aku nggak bisa.
“Oppa, aku…”
“Kalau kau tak bisa, jadilah yeojachingu-ku selama seminggu saja. Jebal,” kata Siwon lagi. Aku tak bisa mengelak lagi. Aku juga menyukai Siwon, dan apa salahnya kalau aku berpacaran dengannya selama seminggu?
“Ne oppa. Na do saranghae,” kataku. Ia tampak senang dan langsung memelukku erat.
:)
“Hei, ottoke dengan Siwon?” tanya Sooyoung begitu Siwon pulang dari apartemenku. Sooyoung sempat ngobrol dengan Siwon. Menurut pembicaraan, Siwon itu dijodohkan oleh orang tuanya dengan Jessica. Awalnya ia bilang mencintai Jessica, meski dengan terpaksa. Namun setelah melihatku, ia benar-benar mengetahui kalau ia sebenarnya tak mencintai Jessica..
“Ya dia ingin aku menjadi yeojachingu-nya selama seminggu,” jawabku sambil meneguk cosmopolitan-ku. Memaang ini kebiasaanku, setiap malam selalu minum alcohol.
“Kau menerimanya?” tanya Sooyoung bersemangat. Ia langsung memelukku begitu aku mengangguk.
“Hei kau ini aneh,” kataku lalu melempar bantal ke wajah Sooyoung. Sooyoung malah tertawa.
“Chukkae. Hmm, lalu Donghae?” tanya Sooyoung. Aku langsung tersedak cosmopolitan yang kuminum. Aish, aku bahkan tak ingat sama sekali kalau aku masih punya Donghae! Tuhan, berarti aku telah menghianati dua orang sekaligus!
“Aigo, aku lupa masih punya Donghae,” kataku pelan sambil menunduk,” kataku. Sooyoung meminum cosmo-nya dan memelukku.
“Kau tak perlu seperti itu. Kalau Donghae tahu, putuskan saja,” kata Sooyoung enteng. Aku langsung menatap Sooyoung.
“Aku tahu aku sudah gila Sooyoung, dan kali ini aku butuh ketenangan,” kataku lalu masuk ke kamar. Aku lihat Sooyoung sepertinya hanya mengangkat bahu dan menonton TV.
:)
“Jagi nanti kau ada acara tidak?” tanya Siwon saat ia masuk ke ruanganku. Kali ini ia tak berani berbuat macam-macam karena kamera CCTV masih menyala.
“Ne. Aku akan berkencan dengan Donghae,” jawabku tanpa mempedulikannya. “Jam 19.00,” lanjutku lalu melanjutkan membaca komik-ku.
“Kalau begitu, aku akan menjemputmu setelah kau pulang dari berkencan bersama Donghae,” kata Siwon lalu meninggalkan ruanganku begitu saja. Aku memakluminya karena memang ada CCTV di sini dan ia juga menjaga agar tak ketahuan Jessica. Memang sulit punya dua namjachingu sekaligus.
:)
“Jagi, apa kau senang hari ini?” tanya Donghae saat aku berkencan dengannya. Aku mengangguk. Sudah lama aku tak berkencan di perbukitan seperti ini dengan Donghae.
“Oppa aku sangat senang hari ini,” kataku. Ia memelukku dan mengecup bibirku. Ada perasaan bersalah dalam hatiku padanya. Selama ini ia selalu baik padaku. Aku tahu ia setia, namun aku telha menghianatinya. Kalau dipikir-pikir aku ini seperti ular bermuka dua.
"Na do. Hmm, Sangwoo-a, aku ingin kita segera menikah,” kata Donghae membuatku tersedak jagung bakar yang kumakan. Menikah???
“Oppa serius?” tanyaku. Ia mengangguk serius dan sangat mantap. Aku tersenyum dan mengangguk.
“Tapi aku tak bisa janji padamu akan ada pesta meriah,” kata Donghae lagi. “Seandainya aku ini anak orang kaya…,” lanjutnya. Aku hampir menangis mendengar kata-kata Donghae. Ia bahkan berusaha demi ini semua.
“Kau tak perlu jadi kaya untuk bisa bersamaku,” kataku lalu memeluknya. Kalau saja kau tahu, batinku. Aku nggak ingin kehilangan Donghae, tapi aku juga tak bisa lepaskan Siwon dalam hidupku. Mana yang harus kupilih???
“Mian kalau aku tak bisa mengajakmu berkencan dengan mobil ataupun mengajakmu pergi ke tempat yang mewah,” kata Donghae lagi. Aku kesal dan mencubit pipinya. Ia meringis dan balas mencubit pipiku.
“Sampai kapan kau akan terus begini oppa? Aku tulus padamu,” kataku berat. Aku memang mencintainya meski aku tahu aku berselingkuh dengan namja lain. Oppa mianhae, aku yakin kau pasti akan dapat yang lebih baik dariku.
:)
Pukul 21.00 aku baru pulang. Tampak di depan apartemenku Siwon baru saja datang. “Kau baru datang?” tanyaku. Ia menggangguk.
“Yap 15 menit yang lalu,” jawab Siwon lalu menarik tanganku. Aku menurut saja. Namun tetap saja hatiku merasa bersalah meski aku berusaha terlihat tenang di hadapan Siwon.
Ia mengemudikan mobilnya hingga kami sampai di sebuah rumah makan mewah. Aku baru pertama kali kesini karena Donghae tak pernah mengajakku kemari. Aku berharap yang sekarang di depanku itu Donghae, bukan Siwon.
“Kau mau pesan apa?” tanya Siwon membuyarkan seluruh lamunanku. Aku hanya tersenyum dan memesan makananku. Setelah makanan datang, kami mulai terdiam kaku.
“Oppa,” kataku. Ia kaget. Sepertinya ia memperhatikanku sedari tadi sambil melamun.
“Ne. Ada apa?” katanya. Aku hanya menggeleng gejhe. Molla, yang jelas aku merasa ada seseorang yang sepertinya memperhatikan kami berdua. Aku berusaha nggak peduli.
“Ani, hanya aku merasa sepertinya ada seseorang yang mengintai kita,” kataku sambil celingukan. Ia juga begitu. Namun aku begitu kaget saat melihat seseorang yang sedang memperhatikan kami. Orang itu, Leeteuk oppa!!!
“Nugu jagi?” tanya Siwon yang kemudia memperhatikan arah pandangku. Ia juga hampir tersedak makanannya.
“Leeteuk oppa. Hmmmmpfht, dia… Hhhh, dia itu teman Donghae,” jawabku. Ia mengangguk mengerti.
“Arra. Ia model majalahku,” katanya. Ia berusaha tenang. Aku tak bisa tenang sampai saat ini. Aku berharap Leeteuk tak mengada-ada cerita. Aku ingin semua selesai. Meski mungkin aku kehilangan Donghae.
:)
~Sangwoo POV end~
~Donghae POV~
“Kau yakin itu Sangwoo?” tanyaku saat Leeteuk bertandang ke apartemenku. Kata Leeteuk ia melihat Sangwoo berkencan dengan Siwon. Aku kenal Siwon. Diam-diam aku menghembus nafas beratku. Apa iya sangwoo itu gadis seperti itu? Apa alsannya? Mungkin memang benar, aku tak bisa memberinya kebahagiaan.
“Ne, aku yakin Donghae-a! Aku tak salah lihat lagi. Bosku itu ternyata mengajak Sangwoo berkencan,” kata Leeteuk. “Mereka memang tak terlihat mesra, tapi aku pikir sebaiknya kau cari wanita lain saja,” kata Leeteuk lagi. Aku benar-benar frustasi.
“Babo! Ia mungkin punya alasan Leeteuk hyung!” kataku lagi. Aku tak bisa memutuskan hubunganku dengan Sangwoo begitu saja. Aku harus tahu apa alasannya. Dan aku juga harus tahu siapa yang akan ia pilih.
“Donghae-a, aku tahu kau sangat mencintainya, tapi tidak seperti ini.,” kata Leeteuk. Aku diam.
“Aku harus tahu siapa yang ia pilih. Jika ia pilih aku, aku janji takkkan membuatnya selingkuh lagi dengan Siwon,” kataku.
“Apa maksudmu?” tanya Leeteuk heran. Ia masih bingung dengan cara mikirku. Aku hanya tertawa kecil di antara semua kefrustasianku.
“Jika ia pilih aku, aku pasti akan selalu setia dan mengingatkannya agar ia tak menghianatiku lagi. Lagipula, ia pasti punya alasan. Aku yakin ia sebenarnya tak mencintai Siwon,” kataku lagi. Entah mengapa, aku sangat yakin Sangwoo sebenarnya tak mencintai Siwon.
“Ottoke kau bisa yakin ia tak mencintai Siwon?” tanya Leeteuk. Ia mengingat-ingat ekspresi Sangwoo. Sepertinya apa yang kukatakan benar baginya.
“Karena ia nggak gampang jatuh cinta untuk namja lain meski sekarang berbeda kenyataannya. Ia takkan bisa bermesraan yang berlebih, manja pada seseorang jika ia tidak benar-benar mencintai orang itu,” kataku lagi. Leeteuk mengangguk mengerti.
“Arraso. Lebih baik kau segera katakan hal ini pada Sangwoo dan semua beres,” kata Leeteuk menyarankan. Aku mengangguk pasti. Hanya menunggu waktu yang tepat saja.
:)
~Donghae POV end~
~Sangwoo POV~
Matahari menghiasi Seoul yang menyambutku dengan senyumannya. Namun aku tak bisa tersenyum untuk kali ini. Entahlah, aku baru bisa berpikir kalau aku sebenarnya hanya mencntai Donghae. Tapi aku tak yakin ia mau memaafkan semua kesalahanku.
Aku memutuskan untuk absen bekerja. Sementara ini aku tak mau bertemu dengan Donghae dan Siwon. Aku ingin menata pikiranku dulu. Aku nggak mau bertemu mereka dulu.
“Kau nggak kerja?” tanya Sooyoung. Aku menggeleng pelan. Aku segera mandi dan menyiapkan baju lalu pergi nonton TV.
“Aniyo, aku mau menata pikiranku dulu,” jawabku. Sooyoung kebetulan libur hari ini jadi ia bisa menemaniku di apartemen.
“Mianhae kalau aku selama ini memaksamu untk berpacaran dengan Siwon,” kata Sooyoung tulus. Aku menatapnya tak percaya.
“Ne, kau tidak salah bicara? Hmm, bukan sepenuhnya salahmu,” kataku. Ia tersenyum dan memelukku.
“Gomawo! Dan aku akan mendukungmu bersama Donghae. Kulihat kau tak bahagia bersama Siwon,” kata Sooyoung.
“Aku memang sangat tidak bahagia bersama Siwon jika kau ingin tahu,” kataku. Ia lalu menyodorkan susu coklat hangat dan roti bakar. Sejak ia bekerja di café, kemampuan masaknya jadi meningkat.
“Ottoke, enak?” tanya sooyoung saat aku memakan roti bakarku. Aku mengangguk.
“Ne, sangat enak. Gomawo,” kataku. “Apakah kau mau membuatkanku lagi?’ tanyaku dengan puppy eyes.
“Ne, tentu saja. Wae aniyo?” katanya lalu bergegas membuatkanku roti bakar lagi. Saat sedang asyik menonton TV ponselku berbunyi.
“Yoboseyo,” kataku.
“Ne, yoboseyo, ini Taeyon. Kau tak masuk?” tanya Taeyon langsung to the point. Aku mengangguk dan baru ingat kalau ia tak mungkin melihatku mengangguk.
“Ne. Waeyo?” jawabku. Tumben sekali ia menelponku.
“Baiklah, kalau begitu aku ke apartemen-mu sekarang,” katanya lalu memutu sambungan telepon. Entah mengapa perasaanku jadi nggak enak.
“Sangwoo-a, aku dataaaang,” kata Taeyon. Sangwoo langsung membuka pintu dan menyuruh Taeyon masuk. Sooyoung bergegas membuat roti bakar lagi sedang aku menyiapkan sari jeruk untuknya.
“Ada apa?” tanyaku setelah Sooyoung juga ikut berkumpul. Taeyon tersenyum lalu menegak sari jeruk buatanku.
“Kau sudah jadian dengaan Siwon?” tanya Taeyon. Aku mengangguk ragu-ragu. “Ya Sangwo-a, kau sudah pikirkan resikonya? Apa kemarin kau bertemu dengan Leeteuk oppa?”
“Ne! Kau tahu darimana?” tanyaku kaget. Jadi Taeyon mengetahuinya? Aku melirik Sooyoung. Tampak wajah Sooyoung berubah menjadi kaget.
“Mwo?? Kau serius??” tanya Sooyoung tak percaya. Aku mengangguk lagi dengan mantap.
“Ne! Harus berapa kali aku bilang ne!?” jawabku kesal.
“Kau tahu Sangwoo-a, aku rasa Leeteuk pasti melaporkannya pada Donghae,” kata Taeyon. Tampak ia juga cemas.
“Aku sangat berterima kasih pada kalian yang selalu perhatian padaku, tapi kali ini aku nggak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku memang harus memilih di antara mereka, dan aku butuh waktu untuk saat ini. Aku harus memilih antara seseorang yang bisa membuatku tersenyum atau orang yang bisa membuat hidupku nyaman,” kataku lalu membenamkan wajahku ke dalam tanganku.
“Pilihan yang sangat berat memang. Tapi ikuti saja pilihan hatimu Sangwoo-a,” saran Taeyon. “Jika kau ketahuan, katakan saja apa yang terjadi sesungguhnya. Katakan saja apa yang ingin kau katakan pada Donghae,” tambahnya.
“Aku setuju,” kata Sooyoung. “Pilihlah yang sesuai hatimu. Aku sadar, materi memang penting apalagi di Seoul. Tapi hati, perasaan, dan cintamu itu jauh lebih penting,” kata Sooyoung. Aku mengangguk mengerti.
“Arraso. Mungkin aku akan memutuskan hubunganku dengan Siwon,” kataku pelan lalu menutup wajahku dengan bantal. Saat itulah pintu apartemen-ku diketuk seseorang dan aku bangkit untuk membukanya. Betapa kagetnya aku karena orang yang ada di hadapanku adalah Donghae.
“Jagi, kau tak berangkat kerja?” tanya Donghae. Aku menggeleng lemas. Perasaan bersalah itu muncul lagi.
“Aniyo. Ada apa?” tanyaku menunduk. Aku benar-benar takut melihat wajahnya. Aku yakin ia mengetahui kejadian kemarin malam.
“Aku ingin bicara denganmu. Gantilah pakaianmu,” kata Donghae menyuruhku ganti baju. Aku bergegas mengganti baju dan mengikutinya dari belakang. Tak lupa aku berpamit pada Taeyon dan Sooyoung.
“Kau mau bicara apa?” tanyaku takut-takut saat kami sampai di sebuah perbukitan yang sejuk dan indah. Donghae menatapku tajam. Aku tak berani menatapnya. Tiba-tiba mataku melihat Siwon. “K-kau?” kataku kaget. Donghae tersenyum kecut.
“Sangwoo-a, waeyo?” tanya Donghae mendekatiku. Aku tak berani melangkah sedikitpun. “Waeyo kau selingkuh dengannya!?!?” tanya Donghae sambil menunjuk Siwon yang berdiri di belakangnya.
++++++++++++++++++++++++++++++++TBC++++++++++++++++++++++++++++
Mian ya readers, harus to be continued again… Mian kalo ceritanya mbulet, hehehe… Oke jangan lupa RCL ya, kamsahamnida… ^^
Rabu, 18 Mei 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar