Rabu, 18 Mei 2011

FF/Chapter/Chapter 1/Angel and Demons in Me

Diposting oleh thata eunsun di 17.12
Title : Angel and Demons in Me
Part : 1
Genre : Romance
Author : Me
Cast :
- Lee Sangwoo a.k.a Siti Syifazalia
- Lee Donghae SuJu
- Park Jungsoo a.k.a Leeteuk SuJu
- Jessica Jung SNSD
- Choi Siwon SuJu
- Taeyon SNSD
- Sooyoung SNSD
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Yap, balik lagi with me, author paling gajeb sedunia, hehehe… Kali ini aku bikin FF buat dongsaengku tersayang, Itis Ailazafiys alias Siti Syifazalia… Berhubung Siti belom punya nama Korea, yaudah deh, aku karangin aja, hehehe… Oke deh, langsung tancap gas ini dia, cekidot…



PRIKITIEW…

:) :) :)

Pagi yang begitu cerah menyambutku yang sedang malas bekerja. Pergi ke Kantor Flame magazine hanya menambah rasa kesalku karena lagi-lagi aku harus bertemu dengan Jessica Jung, sang direktur Flame magazine. Apesku, aku menjadi asistennya. Lebih baik dulu aku tetap menjadi karyawan biasa daripada harus menjadi asisten ahjumma cerewet itu.

Setelah selesai bersiap, aku menyiapkan sarapan untuk aku sendiri dan langsung tancap gas menuju Kantor Flame magazine.



Kau tahu, majalah Flame bagiku tak lebih dari bualan dan omong kosong. Memang berguna, namun hanya bagi mereka yang babo. Dan memang majalah ini diminati kaum menengah ke atas. Huh, menyedihkan sekali. Jika kau memang tak ditakdirkan menjadi Sandara Park 2ne1, Lee Hyori, ataupun Victoria f(x), ya sudah terima saja. Kau tak perlu mempermak dirimu menjadi mereka karena itu tak ada gunanya.

“Kau dari mana saja? Sedari tadi aku mencarimu,” kata Jessica dengan wajah BT. Aku hanya tersenyum tipis layaknya orang yang mau dihakimi.

“Ne, mianhae. Aku tadi ke toilet,” jawabku dengan sopan. Ia sepertinya tak memperhatikan raut wajahku, ia malah asyik membaca majalah Vogue, dan aku pikir berarti aku tak akan dimarahi.

“Sangwoo-sshi, carilah model namja untuk majalah kita. Aku tak peduli siapapun dia, carilah yang tampan dan wajahnya terlihat elegan dan berkarisma,” perintah Jessica lalu memperhatikanku dari atas ke bawah, bawah ke atas.

“Baiklah,” kataku menyanggupi.

“Dan carilah seorang yeoja yang berpawakan sepertimu. Sedikit pendek, berkulit putih, dan berambut panjang. Tapi jangan berkacamata sepertimu. Cari dua orang itu dan bawalah ke hadapanku enam puluh menit lagi. Jangan lupa belikan aku pizza jamur-ayam, antarkan kepadaku saat jam makan siang nanti. Jangan seperti dulu lagi, sekalian orange juice-nya. Kau paham?” kata Jessica enteng. Aku menurut dan segera mencari dua orang yang ia maksud. Benar-benar bos yang sangat menyebalkan, cerewet sekali.

:)

Setelah sekian lama aku mencari dua orang yang Jessica maksud, akhirnya kutemukan juga orangnya. Taeyon dan Leeteuk. Aku segera membawa mereka pergi ke kantor. Sepertinya aku terlambat dua menit, tapi aku tak mempedulikannya.

“Madame Jessica, aku telah membawa mereka berdua,” kataku lalu memperkenalkan mereka pada Jessica. Aku rasa Jessica menyukai mereka berdua.

“Taeyon, apa kau pernah menjadi seorang model sebelumnya?” tanya Jessica. Taeyon menggeleng pelan.

“Namun aku akan berusaha sebaik mungkin,” jawab Taeyon. Jessica sepertinya puas dengan jawaban Taeyon yang menurutku biasa saja.

“Kau, Park Jungsoo, sepertinya aku mengenalmu,” kata Jessica memperhatikan Jungsoo yang biasa dipanggil Leeteuk itu dari atas ke bawah, bawah ke atas. “Ah ya! Kau kan model majalah High End Teen,” kata Jessica sambil tersenyum mengeluarkan tampang imutnya. Aku benci tampangnya itu.

“Ne, kau masih mengingatku rupanya,” kata Leeteuk tersenyum. “Jadi apa yang akan kau lakukan padaku?“ tanya Leeteuk polos.

“Tentu saja kalian akan menjadi model cover majalah kami,” kata Jessica lalu mengeluarkan secarik kertas kontrak dan menyodorkaannya pada Taeyon dan Leeteuk. Setelah mereka menanda tangani kontrak tersebut Jessica tersenyum puas. “Sangwoo-sshi, bawa mereka ke ruang rias. Dandani mereka secantik dan setampan mungkin,” perintah Jessica lalu larut dalam pekerjaan. Ia tak tahu apa, kalau aku ini penulis, bukan perias?

:)

Pemotretan akhirnya selesai juga dan pada akhirnya aku bisa bebas dari kantor ini. Aku masih merasa heran karena hari ini Jessica sama sekali tak marah padaku. Tapi aku tak peduli, karena aku senang terbebas dari amarahnya itu. Tiba-tiba saja ponselku berdering keras tanda panggilan masuk.

“Yoboseyo?” kataku setelah menerima panggilan itu.

“Ne, Sangwoo-a, ini aku, Sooyoung. Bisakah kita bertemu di bar dekat taman biasa?” kata suara seberang. Ia Sooyoung, sahabat karibku. Aku berteman dengannya sejak kecil.

“Ne, tunggulah aku lima belas menit lagi,” kataku sambil menuju bar yang Sooyoung maksud. Aku tak tahu apa masalah Sooyoung sehingga ia mengajakku bertemu.

“Hei Sangwoo-a, akhirnya datang juga kau,” kata Sooyoung sambil meneguk cosmopolitannya. Aku sendiri langsung memesan jackdaniel dalam jumlah yang agak banyak.

“Kekeke, waeyo? Tumban sekali kau mengajakku kesini,” kataku berbasa-basi lalu menyesap jackdaniel-ku.

“Yah, kau tahu sendiri kan, aku telah dipecat dari Vogue magazine gara-gara namja sialan itu kan?” kata Sooyoung sambil memainkan gantungan ponselnya.

“Ne aku tahu, gara-gara Eunhyuk kan kau menjadi seperti ini? Lalu apa masalahmu sekarang? Ia meminta uang darimu lagi? Atau memfitnahmu lagi?” balasku dengan pertanyaan bertubi-tubi. Jujur saja aku tak menyukai Lee Hyukjae alias Eunhyuk itu semenjak ia menjadi namjachingu Sooyoung. Yang aku lihat, ia justru sering sekali memoroti Sooyoung, bukannya membelikan Sooyoung hadiah atau apapun itu. Terakhir kali ia ketahuan berkencan dengan bosnya Sooyoung dan ternyata selama ini Sooyoung adalah selingkuhannya Eunhyuk. Hal itu membuat bosnya Sooyoung marah dan akhirnya bosnya memutuskan hubungan dengan Eunhyuk padahal mereka hampir menikah. Tak hanya sampai di situ, Sooyoung dipecat karena dianggap merusak hubungan orang lain. Aku rasa seharusnya sikap bosnya itu lebih professional, tidak mencampur-adukkan masalah pribadi dengan pekerjaan.

“Ne, masalahnya ia meminta kembali padaku. Kemarin malam ia melamarku,” kata Sooyoung yang sepertinya masih kuat meminum cosmopolitannya karena ia minta tambah segelas besar lagi setelah bartender bar ini menawarinya minum lagi. Bartender di sini sangat hebat, ia takkan membiarkan pelanggannya berhenti minum sampai pelanggannya mabuk dan pingsan. Mungkin.

“Lalu kau jawab apa?” tanyaku yang juga minta tambah jackdaniel karena aku merasakan sedikit kebahagiaan. Yap, karena hari ini Jessica sama sekali tak memarahiku dan aku sangat senang akan hal itu.

“Tentu saja aku menolaknya. Namun ia terus menerorku,” jawab Sooyoung dengan wajah sedikit memerah. Pasti karena cosmopolitannya.

“Yeoja pintar, biar ia rasakan sendiri akibatnya. Masalah terror itu, aku pikir sebaiknya kau ganti nomor saja dan segera pindah dari partemenmu itu,” kataku menyarankan tanpa memikirkan kondisi keuangan Sooyoung. “Mungkin kau bisa tinggal di apartemenku selama beberapa minggu,” kataku lagi yang mulai bisa berpikir sedikit.

“Jinjja? Baiklah, aku akan kemasi barangku. Secepat mungkin aku akan dapatkan pekerjaan dan mencari apartemen baru,” jawabnya lalu memelukku. Aku merasakan bau alkohol dari wajahnya.

“Ne, kapan kau akan pindah dari apartemenmu itu?” tanyaku menyesap jackdaniel-ku. Otakku sangat keruh saat ini sehingga aku meletakkan kepalaku di atas mejaku.

“Lusa. Aku pastikan lusa aku akan tinggal bersamamu selama satu bulan. Setelah itu kau boleh menendangku dari apartemenmu,” kata Sooyoung disambut tawaku yang lumayan keras. “Ngomong-ngomong ottoke hubunganmu dengan Donghae?”

“Hmmm, sejauh ini baik-baik saja. Waeyo? Kau jangan rebut dia dariku ya! Andwae!” jawabku sambil menunjuk-nunjuk hidung Sooyoung.

“Hahaha, aku tak tertarik sama Donghae-mu itu. Dia tak sekaya Sungmin SuJu Happy,” kata Sooyoung. Aku mendaratkan jitakkan di kepala Sooyoung.

“Mwo??? Maksudmu apa? Heh, biar ia tak sekaya Sungmin, ia mencintaiku, dan aku mencintainya,” kataku merengut kesal.

“Asal kau tahu saja Sangwoo-a, hidup di jaman sekarang itu sulit. Kau hanya mengandalkan pekerjaanmu sebagai asisten direktur Flame magazine dan ia seorang guru les gitar apa kau pikir itu bisa mencukupi kehidupanmu kelak? Apalagi di Seoul ini, ibukota, akan lebih sulit lagi,” kata Sooyoung mabuk. Namun ia masih kuat menegak cosmopolitan-nya. Aku tak tahu yeoja macam apa dia yang bisa meminum bergelas-gelas besar alkohol.

“Ne arraso. Ia kan sudah janji akan mencari pekerjaan yang lebih baik dari itu. Sudahlah, aku malas membahas itu,” kataku lalu memesan jackdaniel lagi. Tanpa terasa aku sudah meminum lima gelas besar jackdaniel sedangkan Sooyoung meminum tujuh gelas besar cosmopolitan. Aku kadang berpikir, sebenarnya aku ini apa? Yeoja, apa devil yang sangat liar?

:)

“Annyeong jagi. Mian kau pasti menunggu lama ya?” kata Donghae saat menjemputku di apartemen. Aku hanya tersenyum manis padanya.

“Gwaenchana, aku masuk jam 08.00 pagi ini. Ayo berangkat, sebelum aku kena amuk Madame Jessica,” kataku lalu menggandeng tangan Donghae. Lee Donghae, nama namja itu. Ia adalah kekasihku dan selama dua tahun ini kami berpacaran. Ia lebih tua dua tahun dariku. Usianya saat ini 25 tahun. Ia adalah guru les gitar yang gajinya tak terlalu besar. Tapi aku tak mempermasalahkan hal itu.

“Kau pulang jam berapa?” tanya Donghae saat kami berada di depan kantor Flame magazine.

“Mungkin pukul 05.00 sore,” jawabku. “Kau mau jemput aku?”

“Tentu saja. Hmmm, aku duluan ya,” kata Donghae mencium keningku lalu ngeloyor pergi ke kantornya. Aku segera masuk ke kantor dan menanggalkan jaketku di tempat jaket dekat ruanganku.

“Ya, kau datang lebih awal lima menit,” kata Jessica yang tiba-tiba nongol di hadapanku. Aku mengangguk.

“Ne madame. Hmm,” kataku lalu merapikan mejaku yang sedikit berantakan. Ia tersenyum kecil. Tumben amat ramah, batinku.

“Kalau begitu tolong kau hunting tempat-tempat yang cocok untuk dijadikan tempat pemotretan untuk model kita. Jangan lupa kau tentukan schedule pemotretan untuk mereka, bagi menjadi dua gelombang dalam seminggu ini. Kau paham?” kata Jessica disambut anggukanku. “Oh iya, tempatnya jangan indoor, outdoor saja,” kata Jessica lagi. Aku mengangguk.

Saat Jessica hendak pergi dari hadapanku, mataku menangkap sesosok namja yang perfect mengahmpiri Jessica. Jessica tampak kaget namun senang dan namja itu segera memeluk Jessica.

“Siwonnie-a, kapan kau kembali dari Italia? Kau bahkan tak mengabariku,” kata Jessica manja. Siwonnie? Jadi namanya Siwon ya? Nama yang bagus, sama dengan orangnya yang bagus. Ia tinggi, berotot, dan berwajah tampan. Dari kemeja yang ia kenakan, terlihat jelas kalau ia adalah kaum borjuis. Ia benar-benar mirip seorang pangeran.

“Ya jagi, mianhae. Aku ingin memberimu surprise,” kata Siwon membelai Jessica mesra. Hahhhh???? Jagi???? Jadi ini tunangannya Jessica yang pernah Jessica katakana padaku. Ya amplop ya perangko, wae namja itu mau jadi tunangannya monster Jessica *ditampar Jessica* ya???

“Oh begitu. Hmmm, kau sudah berapa lama di Seoul? Ah ottoke kalau kita ngobrol di luar saja? Ehm, Sangwoo-sshi, jika jam makan siang tiba kau istirahat saja. Aku kembali setelah jam amakan siang,” kata Jessica lalu menoleh padaku yang masih mengagumi Siwon.

“Ah, ehm, eh, ne madame. Tap iottoke dengan makan siangmu yang sudah dipesan?” tanyaku gelagapan karena sepertinya Jessica tahu kalau aku lagi melamun.

“Kau melamun??? Tidak bisakah kau melakukan hal yang lebih baik dari itu??? Batalkan saja pesanannya! Atau kau boleh ambil sebagai makan siangmu,” kata Jessica dengan nada agak keras karena kesal aku melamun.

“Ah, kamsahamnida madame,” kataku sembari membungkukan tubuhku yang tak terlalu dipedulikan Jessica.

“Ah, siapa yeoja itu? Sepertinya kinerjanya kurang baik,” kata Siwon memperhatikanku dari atas ke bawah, bawah ke atas.

“Namanya Lee Sangwoo. Jangan meremehkan dia, meski dia sering kumarahi karena beberapa keslahannya, ia merupakan asisten andalanku. Ia memang selalu bisa diandalkan,” kata Jessica sambil memperhatikanku yang sedang sibuk mengetik laporan minggu ini. Siwon manggut-manggut. Belum pernah Jessica si cerewet itu membelaku di depan orang seperti itu.

“Oh jadi begitu,” kata Siwon. Mereka lalu berpaling dari hadapanku, menghilang entah kemana.

:)

Aku baru tahu kalau tunangan Jessica itu ternyata pemilik perusahaan Eve magazine. Eve magazine sangat diminati banyak orange kalangan atas karena sangat fashionable dan bermutu. Bahkan, banyak artis yang sangat berminat sama majalah itu. Makanya aku tak heran melihat Siwon begitu fashionable, karena ia memang pemilik perusahaan majalah fashion Eve. Jika dibandingkan denganku, bagaikan minyak dan air.

“Sangwoo-sshi, di mana ruangan Jessica?” tanya Siwon penampakan membuatku kaget. Ia tampak menunggu jawabanku dengan wajah cool dan aku bisa melihat wajahnya secara jelas sekarang. Ia lebih tampan dari yang kuduga. Hari ini ia ke kantor memakai kemeja biru muda dan dasi putih mengkilat dengan celana hitam. Meski dandannya hanya seperti itu, tak mengurangi ketampanan yang ia miliki. Bahkan otot di perutnya nyaris terlihat kareba baju itu menempel ketat di tubuhnya.

“Oh, ne, ruangannya ada di sana,” kataku menunjuk ruangan Jessica yang letaknya di depan ruanganku dengan sopan. Ia mengangguk tak lupa berterimakasih dan tersenyum.

“Oh di sana. Gomawo, sweety,” kata Siwon sambil ngeloyor pergi meninggalkan parfum yang merasuk hidung dan senyumnya yang terbayang di kepalaku. My God, dia memanggilku sweety??? Mungkinkah aku yang gila atau dia yang mau mencar cara agar aku dipecat??? Aku segera masuk ke ruanganku lagi dan meminum orange juice-ku.

:)

“Sooyoung aku pulang,” kataku membuka pintu apartemen. Sudah dua minggu Sooyoung tinggal di apartemenku dan sudah empat hari ini ia bekerja di sebuah cafĂ© yang letaknya dekat dengan apartemennya yang lama. Semakin lama ia berada disini, rasanya aku tak ingin pisah darinya.

“Ne, ottoke dengan hari ini?” tanya Sooyoung. Ia bergegas ke dapur dan membawa sebotol soju untuk kami minum berdua.

“Ada yang tak biasa,” kataku pelan. Ia sepertinya tertarik dengan kata-kataku barusan sehingga ia menatapku meminta penjelasan.

“Apa maksudmu?” tanyanya penasaran. Aku cekikikan melihat wajahnya yang penasaran itu. Sangat aneh.

“Ya, Siwon, kau pasti kenal dengan nama itu kan? Dia tuangannya Jessica yang pernah aku ceritakan padamu tempo hari itu,” kataku memulai pembicaraan dan ia hamper tersedak soju.

“Mwo??? Lantas? Kau bertemu dia?” tanya Sooyoung mulai bersemangat. Inilah kebiasaan Sooyoung.

“Ne, malah tadi ia sempat memanggilku sweety,” jawabku dengan senyuman khayal dan senang. “Aku tak salah dengar, ia memanggilku sweety,” kataku lagi membuat Sooyoung terkekeh.

“Wow, jadi Siwon ceritanya mulai tertarik nih sama Sangwoo??? Hei, kalau kupikir, kau bisa berurusan dengan Jessica itu,” kata Sooyoung. Aku terdiam dan berpikir sejenak.

“Ne, kau benar,” kataku. “Tapi sepertinya aku mulai menyukainya.”

“Lantas mau kau taruh mana Donghae? Bukankah saat di bar kemarin kau bilang kaau sangat mencintainya dan ia mencintaimu?”

“Ne kau benar, namun saat ini kupikir aku juga menyukai orang lain yang jauh lebih baik dari Donghae,” kataku sabil meminum soju-ku. Memang menyenangkan minum soju bersama Sooyoung, karena ia takkan membiarkanku kehabisan alkohol. Ia akan segera mengisi gelasmu jika ia melihat gelasmu kosong.

“Kau baru sadar? Hei, kupikir lebih baik kau menjadi pacarnya Siwon,” kata Sooyoung membuatku hampir menyemprotkan semua soju-ku yang ada di dalam mulutku padanya.

“Kau gila? Aku bisa putus dengan Donghae, meski aku menyukai namja lain, aku tak rela kehilangan Donghae. Lagipula Siwon itu milik Jessica, aku bisa mati di tangan Jessica,” kataku sambil menegak soju lagi.

“Pikirkanlah, Siwon itu kaya dan tampan. Ia bisa menghidupi masa depanmu. Sedang Donghae? Hanya…”

“Ne, kau sudah bilang itu ratusan kali. Memang benar aku butuh uang, tapi tidak dengan cara begini.”

“Kalau begitu, terserah kau saja,” kata Sooyoung sambil meminum soju-nya. Aku terdiam. Memang benar apa yang dikatakan Sooyoung, aku butuh uang untuk diriku di masa depan.

Tapi aku tak ingin mendapatkan uang hanya dengan cara seperti ini. Kupikir, merebut Siwon dari Jessica sama saja dengan bunuh diri.

+++++++++++++++++++++++++++++++TBC+++++++++++++++++++++++++++++

Mian ya kalau ceritanya gejhe banget… Aku bikin ff ini karena terinspirasi sama chicklit yang kubaca, tapi bukan berarti aku memplagiat lho, ceritanya beda kok.. Ya sudah, don’t be silent dan RCL ya… Gomawo ^^

0 komentar:

Posting Komentar

 

The Note of Complicated Girl Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei