Rabu, 18 Mei 2011

FF/2S/Last Part/November in Paris

Diposting oleh thata eunsun di 17.23
Title : November in Paris
Part : 2 /end
Genre : Romance
Author : Me
Cast :
- Natasha Kim a.k.a Kim Hyunsun a.k.a me
- Kim Ryeowook SuJu
- Cho Kyuhyun SuJu

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Happy reading ya readers sekalian…
^^

++>

~Natasha POV~

“Kyu, ayo berangkat,” kataku mengagetkannya. Ia tampak meletakkan buku itu dengan kaget dan segera menghampiriku.

“Ah, ehm, oui noona. Ayo berangkat,” kata Kyuhyun lalu mengikutiku turun ke bawah. Tak butuh waktu lama untuk sampai ke L’Etoille University karena pagi ini tak seramai biasanya.



“Wae kau ini Kyuhyunnie?” tanyaku saat melihat Kyuhyun yang yang sepertinya murung dari tadi.

“Ah, gwaenchana noona. Hmmm, kau sudah sarapan kan?” jawab Kyuhyun. Aku mengangguk. Udara di bulan Oktober ini sangat dingin membuatku membeku. Tak lama beberapa orang yeoja centil menggoda Kyuhyun. Aku manyun dan menggembungkan kedua pipiku. Kyuhyun melihatku. Ia tertawa dan mengacak-acak rambutku. “Kau jealous ya?” tanya Kyuhyun. Aku mengangguk sebal.

“Singkirkan mereka, kau kan sudah punya aku,” kataku. Ia lalu menggandengku mesra dan menjauhi yeoja-yeoja itu. Kalau aku boleh jujur, sebenarnya aku nggak terlalu jealous padanya. Aku tak tahu mengapa, namun yang jelas, aku memang tak jealous pada Kyuhyun.

++>

~Natasha POV end~

~Kyuhyun POV~

Aku menggandeng tangan Natasha dengan mesra. Aku bahagia akhirnya bisa memiliki Natasha meski harus dengan cara seperti ini. Ah sebodo, yang penting aku bisa dapatkan Natasha. Namun yang jadi pikiranku hanya satu, buku itu. Yap, aku takut Natasha bisa mengingat kembali Ryeowook hyung dan kembali pada Ryeowook hyung. Aku takkan biarkan hal itu terjadi.

“Kyuhyunnie, kau baik-baik saja? Habiskan makananmu,” kata Natasha membuyarkan lamunanku. Aku tersenyum pada yeoja polos itu.

“Ne noona, jal jinaepida,” kataku lalu memakan burger yang ada di hadapanku. Setelah selesai memakan makananku, aku mengantarnya ke kelasnya.

“Jangan lupa ya, aku pulang pukul 12 siang nanti,” katanya lalu masuk ke kelas. Aku mengangguk. Lalu aku menuju kelasku yang ternyata dosennya absen. Karena waktuku banyak, aku memutuskan untuk ke rumah sakit.

++>

Di Paris Internasional Hospital ini aku menjejakkan kakiku menuju unit 1113, di mana Ryeowook di rawat di sana. Sudah hampir setahun ia koma dan aku sering kemari untuk mengontrol keadaannya. Aku takut ia sembuh, makanya aku ingin dia koma selamanya. Dan aku melihat namja itu terbaring dengan masker oksigen dan infus di tangannya. Tubuhnya kurus sekali. Seandainya Natasha melihat ini, mungkin ia akan menangis dan marah padaku. Aku masuk ke ruangan Ryeowook dan menatapnya dalam-dalam.

“Kau kalah Ryeowook, ia adalah milikku,” kataku tersenyum setan. Aku melihat kakinya. Menurut dokter yang menangani, kaki Ryeowook lumpuh sebelah jadi kalau ia sadar, ia harus memakai tongkat untuk membantunya berjalan.

“Permisi monsieur, saya mau memeriksa keadaan pasien,” kata seorang perawat cantik di belakangku. Aku tersenyum dan membolehkannya memeriksa Ryeowook.

“Ottoke suster dengan keadaannya?” tanyaku pura-pura panik.

“Semakin buruk, aku harap ia segera sembuh. Kasihan sekali, namja seimut dia harus koma,” kata suster itu. Senyum setan muncul di bibirku setelah suster itu pergi.

“Kau akan semakin menderita Kim Ryeowook,” kataku lalu pergi begitu saja meninggalkan namja nggak berguna itu.

++>

~Kyuhyun POV end~

~Natasha POV~

Aku membaca buku kecil itu dengan seksama. Malam ini Kyuhyun nggak bisa ke apartemenku karena katanya ia ada urusan. Aku memperhatikan buku itu terus sampai aku mulai bisa mengingat sedikit wajah namja yang ada di buku itu. Meski itu menyiksaku dan membuatku pusing. Aku segera meminum obatku dan mematikan TV ruang tamu-ku. Aku pergi ke kamar dan mengambil boneka teddy bear ungu-ku. Ada tulisan “Je suis amoreux de toi” di kaki boneka itu. Aku memeluk boneka itu dan ada sedikit wangi parfum yang aku sudah akrab dengan parfum itu. Aku yakin itu bukan parfum Kyuhyun meski Kyuhyun mengaku kalau ia yang memberiku boneka ini. Wangi Kyuhyun jauh berbeda dengan parfum yang menempel di tubuh boneka ini. Aku mulai mengamati sekeliling kamarku. Terasa asing bagiku. Aku merasa aneh dengan kamarku. Aku seperti tak mengenali kamarku.

Tanpa sengaja aku melihat album foto tergeletak di kasurku. Aku mengambilnya dan melihat foto-foto itu. Aku kaget karena di foto itu banyak sekali fotoku berdua dengan seorang namja yang sangat jelas bukan Kyuhyun. Ada juga fotoku sendirian dan foto namja itu sendirian dalam foto itu namun jumlahnya sedikit. Sisanya foto berdua antara aku dan namja itu. Dalam foto itu banyak sekali kemesraan yang kami tampilkan. Misalnya saja pada foto perayaan ulang tahun yang aku tak tahu itu ulang tahunku atau namja itu. Aku memakan kue tart dan ia mencubit pipiku gemas. Entah mengapa aku jadi menginginkan hal itu saat ini.

Aku yang penasaran mulai “membedah” kamarku. Usahaku berhasil. Aku menemukan fotoku bersama namja itu, foto namja itu saat di taman, sepatu, gaun berwarna biru yang entah kupakai saat perayaan apa, dan yang paling penting adalah kalung. Yap, aku menemukan kalung perak yang unik dengan bandul kistal berwarna biru safir yang indah. Di dalam kristal itu ada tulisan “Nath”. Tali kalung itu beda dari kalung kebanyakan. Talinya diukir dengan nama Natasha-Nathan. Nathan??? Seingatku, nama barat Kyuhyun itu Marcus Cho, bukan Nathan. Lalu, Nathan itu siapa? Apakah dia namja dalam foto itu?

++>

Hari Minggu yang cerah menyambutku yang sedang kacau dengan pikiranku sendiri. Hari ini Kyuhyun lagi-lagi nggak bisa main ke apartemenku karena ia sibuk. Aku tak tahu ia sibuk apa dan jujur saja, aku tak terlalu peduli. Aku segera mandi lalu pergi ke sebuah café.

Café ini letaknya sangat strategis dan menyenangkan. Banyak pemandangan indah yang bisa kulihat di sini meski bulan ini musim dingin. Saat memasuki café ini rasanya aku taka sing dengan café ini. Letak café ini dekat dengan sebuah apartemen besar yang bangunannya kokoh dan tinggi. Setingkat lebih bagus daripada apartemenku. Aku mencoba mengingat lagi namun tak berhasil. Tempat ini benar-benar tak asing untukku. Lalu iseng-iseng aku pergi ke apartemen itu. Sampai di unit 1311 langkahku terhenti. Aku merasa mengenal unit ini. Lalu seorang security datang sepertinya hendak memeriksa keamanan di sini.

“Bonjour monsieur. Apa anda tahu siapa pemilik unit 1311 ini?” tanyaku.

“Oui medamoiselle. Unit ini milik seorang pemuda Korea bernama Kim Ryeowook. Ia punya nama barat Nathan Kim,” jawab security itu. Aku terenyak dan langsung melihat kalungku. Nathan.

“Hmmm, kalau boleh tahu apa pria itu masih tinggal di sini? Je suis desole monsieur, saya ini temannya tapi karena ada sesuatu saya amnesia,” kataku. Security itu tersenyum.

“Ah medamoiselle, tu connais Nathan Kim? Kasihan dia. Dia dirawat di Paris Internasional Hospital selama setahun karena kecelakaan,” jelas security itu. Aku mengangguk mengerti.

“Ah merci beau coup monsieur.”

“Oui, de rien medamoiselle.”

Aku tertegun dan memandangi kamar ini. Sedikit demi sedikit ingatanku pulih. Aku mulai bisa mengenali Ryeowook, namja itu.

++>

-Paris, le 15 Novembre 2009-

“Jagi, kau sedang apa di sini?” suara Kyuhyun berhasil mengagetkanku yang sedang duduk di taman dekat kampus. Aku merasa seperti pernah ke tempat ini. Tentu saja aku tak memberi tahu Kyuhyun.

“Aku hanya sedang bosan. Kau kemana saja?” tanyaku sambil memperhatikan salju yang ada di hadapanku. Banyak anak kecil yang bermain-main salju di tempat ini. Wajah mereka polos, seperti namja dalam album fotoku. Ahhh, lagi-lagi aku teringat dia, padahal aku tak mengenalnya.

“Oh begitu. Aku ada urusan sedikit tadi. Aku rumah sa… Oh maksudku rumahnya Sandra Belle,” kata Kyuhyun gugup. Aku tak percaya.

“Mau apa kau ke rumah yeoja centil itu?” tanyaku pura-pura cemburu padanya.

“Ah itu, aku mau mengambil bukuku yang ia pinjam,” katanya membelai pipiku, lalu bibirku. Lagi, ia seperti seseorang.

“Kau mau ap…”

“Ssstt, diamlah,” kata Kyuhyun lalu mengecup bibirku mesra. Sepertinya aku juga pernah mengalaminya di tempat ini bersama seseorang yang selalu terbayang dalam otakku yang amnesia ini.

“Hmmpfht,” kataku saat ia melepaskan bibirnya yang hangat dari bibirku. Sumpah, aku merasa biasa saja! Dan selalu saja teringat seseorang yang ada di dalam foto itu. Nathan. Ya, aku mulai bisa mengingat nama dan wajahya meski samar-samar.

“Kau, aku tak ingin kehilangan kau,” kata Kyuhyun pelan lalu menarikku dalam pelukannya. Otakku terus bekerja mengingat Nathan hingga akhirnya kepalaku sedikit pusing. Aku memutuskan menyandarkan kepalaku di tubuh Kyuhyun. Siapa tahu kepalaku bisa sedikit baikan.

“Ne, na do,” kataku pelan. Aku melirik Kyuhyun, ia sepertinya tersenyum penuh kemenangan. Aku diam sambil terus membuka ingatanku. Namun, tak berhasil.

“Kau kedinginan, noona?” kata Kyuhyun terus membelaiku yang menyandarkan kepalaku di dada Kyuhyun karena sakit.

“Sedikit. Sekarang tanggal berapa?” tanyaku pelan.

“15 November 2009” kata Kyuhyun yang mulai menatapku tajam. “Ada apa?” tanyanya.

“Aku lupa belum mengumpulkan tugasku,” jawabku sambil membuka tasku dan menyerahkan tugasku padanya.

“Oh ini. Baiklah, aku yang mengantarkannya. Kau tunggu saja di sini,” kata Kyuhyun terlihat lega. Sedangkan aku terus mengingat sesuatu di tanggal 15 November ini. Yang bisa kuingat sejauh ini adalah aku pernah berdua bersama seorang namja yang wajahnya seperti anak kecil. Namja itu, Nathan.

++>

Sudah seminggu ini aku tak bertemu dengan Kyuhyun. Aku heran, apa yang ia lakukan ya? Ponselnya tidak aktif selama seminggu ini. Aku benar-benar takut terjadi sesuatu pada Kyuhyun meski aku mulai menyadari aku tak mencintainya.

“Medamoiselle, je suis desolle. Aku dari kemarin…,” Kyuhyun tiba-tiba memelukku dari belakang persis seperti Nathan. Selama seminggu ini, aku mulai berhasil mengendalikan ingatanku dan hampir 70% semua kembali.

“Kau sibuk apa?” potongku judes. Ia membelai rambut coklatku.

“Aku hanya kuliah dan kemarin pulang ke Seoul,” kata Kyuhyun dengan wajah innocent.

“Kali ini kumaafkan kau,” kataku lalu menyuruh Kyuhyun masuk ke apartemenku. Hanya setengah jam ia di rumahku.

“Mianhae, aku ada urusan penting,” kata Kyuhyun pamit padaku. Aku makin merasa ada sesuatu yang ia sembunyikan dariku. Selama delapan bulan kami berpacaran, hanya akhir-akhir ini ia bersikap aneh.

“Nanti malam?” tanyaku. Ia mengeleng.

“Aku ada urusan nanti malam,” jawab Kyuhyun tak lupa mendaratkan kecupannya di keningku. Apakah namja Asia itu selalu misterius seperti ini??? Setahuku, hanya yeoja Asia yang tertutup dan misterius. Aku mulai berpikir dan aku memutuskan untuk membuntuti Kyuhyun nanti malam.

++>

Malam akhirnya tiba. Dengan sembunyi-sembunyi aku membuntuti Kyuhyun. Rupanya ia pergi ke Paris Internasional Hospital. Aku baru ingat kalau Nathan alias Ryeowook dirawat di sana karena kecelakaan. Dan saat ini aku mulai bisa mengingat sesuatu.

Kyuhyun turun dari mobil silvernya. Aku turun dari mobil biruku setelah ia turun beberapa menit sebelum aku. Aku terus membuntutinya hingga ia akhirnya masuk ke unit 1113.

“Kau takkan selamat Ryeowook hyung,” kata Kyuhyun. Aku melihat namja yang tertidur itu. Ryeowook? Tiba-tiba mataku membelalak dan aku ingat semuanya. Kini aku tahu, namja yang terbaring lemah itu adalah namjachingu-ku yang kecelakaan bersamaku di jalan saat kami pulang berkencan. Mobilnya masuk jurang. Ia sempat memanggil namaku namun aku keburu pingsan. Air mata mulai menetes di mataku. Kyuhyun benar-benar jahat, selama setahun ini ia tak pernah memberitahukanku keadaan yang sesungguhnya dan memanfaatkan amnesia-ku. Ia bahkan menjadi namjachingu-ku selama 10 bulan ini. Oh Tuhan, aku mohon maafkan aku.

Ia lalu keluar dari kamar Ryeowook dan tentu saja aku segera bersembunyi. Setelah ia pergi, aku masuk ke ruangan Ryeowook. Kalung yang kupakai aku kalaungkan ke lehernya.

“Oppa, mianhae… Sadarlah oppa, aku ingin melihat senyum dan tawamu lagi,” kataku menangis sambil menggenggam tangan Ryeowook. Perlahan kurasakan tangannya bergerak namun hanya sebentar. Aku terus menyemangatinya dan membisikinya kata-kata yang bisa membuatnya sadar kembali. Kata-kata mesra atau apalah itu. Yang kuinginkan ia segera sadar lagi.

++>

PLAKKK!!! Aku menampar Kyuhyun keras. Ia sepertinya ia kaget dengan tingkahku barusan.

“Noona, apa yang kau lakukan?” tanya Kyuhyun yang sepertinya mulai menyadari sesuatu setelah melihat mataku yang penuh api.

“Aku??? Harusnya kau!!! Waeyo kau menyembunyikan Ryeowook dariku selama setahun ini!?!? Aku ini yeojachingu-nya dan aku takkan pernah bisa melupakannya kau tahu itu Kyuhyunnie!!!” kataku mendorong Kyuhyun sampai jatuh. “Aku semakin benci kau!”

“Noona! Aku ini benar-benar mencintaimu dan kau tahu itu! Aku melakukan ini agar kau tak bersamanya lagi! Kau piker aku ini kurang apa dibandingkan ia??? Aku ini tinggi, kaya, sayang padamu, pintar!” kata Kyuhyun mulai mencengkram lenganku keras. Aku menatap matanya dan tak pedulikan omongannya.

“Kau ternyata lebih jahat dari monster!” kataku berusaha melepaskan diri dari Kyuhyun. Sepertinya ia lebih kuat dariku. Namun ia lupa kalau aku bisa karate. Dengan sepenuh tenaga aku menendang kakinya dan segera menghajar wajahnya. “Enyahlah kau dari hidupku! Aku semakin membencimu karena kau telah membohongiku!” kataku sambil menangis dan berlari menuju obilku. Ia tampak mengejarku, namun aku tak peduli.

“Noona buka pintumu! Aku mau bicara!” kata Kyuhyun. Aku tetap menjalankan mobilku dan tak mempedulikannya.

++>

“Que??? Nathan sudah dipindahkan ke Seoul? Sejak kapan?” tanyaku dengan lemas kepada suster di rumah sakit ini.

“Sejak seminggu yang lalu. Rupanya di Seoul sudah ada alat untuk menyembuhkan monsieur Nathan sehingga ia dibawa pulang keluarganya ke Seoul,” jawab suster itu. Saat ini aku hanya bisa menangis. Ini mungkin salahku, karena setahun ini meninggalkannya saat ia membutuhkanku. Dan hukumannya, ia kembali ke Seoul meninggalkanku sendirian di sini. Aku mencoba tersenyum lagi dan berdoa agar ia segera sembuh. Tak ada gunanya menyesal, dan aku pikir aku masih bisa menghubungi keluarganya di Seoul.

++>

-Paris, le 15 Novembre 2010-

Sudah setahun ini aku melewati hari-hariku sendirian tanpa ada seseorang di sampingku. Aku sangat merindukan Ryeowook. Kyuhyun sendiri meninggal karena kecelakaan saat pergi ke rumah sakit untuk menemui Ryeowook. Aku sedih memang karena ia sudah kuanggap dongsaengku, namun aku masih kecewa padanya karena ia membohongiku.

Hari ini, dengan jaket bulu tebal warna biru pemberian Ryeowook, aku pergi ke makam Kyuhyun. Aku menaruh mawar berwarna putih di makamnya. Air mata menetes di pipiku. Aku bedoa agar arwah Kyuhyun diterima oleh Tuhan.

Setelah ke makam Kyuhyun, aku pergi ke taman dekat L’Etoille University. Di sini, ia pernah memberiku buku berisi gambar-gambar diriku. Aku melihat salju turun dengan lembut dan mengenai pipiku. Aku mengambil sebongkah es berbentuk segi enam yang pernah diberikan Ryeowook padaku. Aku mendekap es itu dan terasa dingin, sedingin perasaanku sekarang.

Tiba-tiba mataku menangkap sesosok namja yang sudah lama ingin kutemui. Kim Ryeowook. Tak terasa kakiku melangkah pelan mendekati namja itu. Ryeowook tampak sehat dalam jaket ungunya dan syal putihnya. Ia tampak mencari seseorang. Aku menghentikan langkahku. Aku prasa ia sudah punya kekasih baru. Ternyata perkiraanku salah. Saat ia melihatku, ia tersenyum hangat.

“Kau di sana Tasha-a? Aku menunggumu,” kata Ryeowook dengan senyumnya yang selama ini aku inginkan. Aku berlari kea rah Ryeowook dan segera memeluknya erat.

“Oppa, je suis desole, aku telah meninggalkanmu di saat kau butuhkanku. Saat kau sakit. Selama setahun ini aku malah meninggalkanmu bersama Kyuhyun” kataku menangis. Ia membelai rambutku lembut.

“Hmmm, nggak apa-apa jagi. Kau kan amnesia, jadi aku maklumin itu. Lagipula kecelakaan itu salahku juga, karena aku mengantuk saat aku menyetir,” kata Ryeowook. Saat ini aku hanya ingin memeluknya. Ryeowook menarik wajahku lembut.

“Oppa,” kataku pelan tetap menangis karena aku sungguh merasa bersalah.

“Aku sudah lama tak melihat wajah jahilmu. Tu me manques medamoiselle, je suis amoreux de toi medamoiselle,” kata Ryeowook lalu mengecup bibirku lembut. Tangisku terhenti. Aku tahu ia masih mencintaiku dan aku takkan mengulangi kesalahan bodohku.

“Hmmm, oppa, aku janji nggak akan tinggalin kamu lagi,” kataku. Ia tersenyum.

“Aku tahu itu, kau ini kan yeoja yang paling setia yang ada di dunia ini. Kau kedinginan? Ini coklat hangat untukmu,” kata Ryeowook menyerahkan setermos coklat panas kesukaanku padaku. Kami duduk di bangku taman dan melihat anak-anak kecil yang lucu bermain salju. Dua tahun yang begitu lama aku habiskan sekarang bersamanya.

“Kau kok tahu aku di sini?” tanyaku.

“Batinku yang menyuruhku menemuimu di sini. Aku yakin kau pasti ke sini kalau kau rindu padaku, begitu pula denganku,” jawabnya polos. Aku tersenyum dan memeluknya lagi.

“Mungkin kita emang jodoh ya?” tanyaku sambil tersenyum jahil.

“Yap, aku harap gitu. Kapan-kapan kau ke Seoul ya? Musim dingin di sana nggak kalah bagus dengan di sini,” kata Ryeowook mengembalikan kalungku. “Merci beau coup jagi, kalungmu selalu membuatku ingat padamu. Selama dua tahun ini tanpamu, rasanya aneh. Jadi kalau aku kangen padamu aku lihat kalung ini saja,” katanya.

“Oui, de rien,” kataku menyandarkan kepalaku di bahunya. Aku berharap bisa menjadi miliknya untuk selamanya dan aku tahu, ia sangat mencintaiku dengan tulus. Oppa, aku janji, aku takkan tinggalkan kau lagi seperti dulu. Aku berjanji takkan membuatmu menangis. Aku janji.

++++++++++++++++++++++++++++++++THE END+++++++++++++++++++++++++++

Ottoke??? Mian ya kalo ceritanya ini agak aneh, hehehe… Jangan lupa RCL ya kawan, merci beau coup… ^^ *tidak memaksa kok*

0 komentar:

Posting Komentar

 

The Note of Complicated Girl Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei