Title : My Hurt Soul
Part : 1/end
Genre : Romance, angst
Author : Adhitta_Eunsun
Cast :
~ Choi Eunsun a.k.a author
~ Kim Ryeowook SuJu
~ Choi Minho SHINee
>>>
Annyeong! Kea.na sudah lama ia author yang satu ini ga muncul hehehe. Kalau begitu, daripada kebanyakan ngobrolnya mending langsung saja author kasih ceritanya … Check this out!
>>>
Ku menatap langit yang cerah itu dengan wajah yang muram. Mataku menatap langit memang, tapi tidak dengan hati dan otakku. Mereka pergi entah kemana. Aku terus memandang langit sore yang cerah itu dengan penuh sesak.
Dia, yang dulu selalu menemaniku melihat langit sore yang indah ini. Betapa aku ingin berteriak mengeluarkan semua amarahku dan rasa kecewaku. Betapa aku ingin memaki diriku sendiri. Seandainya saja aku bisa melakukan semua itu.
Dia, kenapa dia begitu tega membuatku hancur seperti ini ?
>>>
-FLASHBACK-
“Chagiya, ireona, ppali,” sebuah suara yang khas membangunkanku dari tidurku. Sebuah tangan yang lembut membelai kepalaku. Aku mengusap kedua mataku. Kim Ryeowook. Ya, dengan penuh kelembutan ia membangunkanku dari tidurku.
“Ne oppa. Hoahm,” balasku. Aku mencoba tersenyum meski mengantuk. Namja yang satu ini membalas senyumku. Ah iya, Kim Ryeowook ini namjachingu-ku. Sudah sekitar dua tahun kami berpacaran.
“Kalau begitu cepatlah mandi, aku akan menyiapkan sarapan untukmu setelah itu kita berangkat sekolah,” perintah Ryeowook tak lupa menarikku dari kasur. Aku hanya menurut tanpa membuang waktuku sedikitpun.
Tak sampai setengah jam, aku sudah menikmati sarapanku yang sudah ia siapkan. Setelah itu kami pergi ke sekolah. Aku sekarang bersekolah di SMA Chungdam tingkat 3, sedangkan ia kuliah. Selisih usia kami hanya setahun.
Pagi hari itu seakan berkata lain.
>>>
Bel pulang berbunyi juga. Hufht, akhirnya lepas juga aku dari pelajaran yang berat untuk hari ini. Dengan penuh semangat aku pun segera menuju pintu gerbang. Benar saja, Ryeowook oppa sudah menungguku di sana.
“Chagiya, akhirnya kau keluar juga,” kata Ryeowook dengan senyum manisnya dan membelai lembut kepalaku. Aku tersenyum sambil memakan permenku.
“Ne. Oppa sudah menunggu lama ya?”
“Ne. Hmm, geurae, aku akan mengantarmu pulang. Hmm, nanti malam kau ada acara tidak?”
“Aniyo. Waeyo?”
“Aku ingin mengajakmu jalan-jalan. Siap atau tidak, aku akan menjemputmu pukul tujuh malam. Arrasseo?”
“Ne arra oppa,” kataku sambil tersenyum tipis. Entahlah aku harap ini hanya perasaanku saja, tapi sejujurnya aku merasa tak lama lagi aku akan berpisah dengannya.
>>>
Malam hari tiba juga. Aku memakai dress tali spaghetti warna merah selutut dengan stiletto warna senada. Rambutku kugelung rapi dan ber-make up minimalis.
Ryeowook juga sangat tampan. Ia memakai tuxedo warna hitam dengan kemeja merah yang senada denganku. Jinjja, neomu kyeopta!!!!!
Ternyata Ryeowook malam ini mengajakku pergi ke sebuah danau untuk makan malam di atas kapal. Asyiknya!
“Saranghaeyo nae chagiya,” kata Ryeowook oppa sambil melingkarkan tangannya ke pinggangku. “Kau suka tempat ini kan?”
“Ne oppa. Tentu saja aku menyukainya,” jawabku sambil menyandarkan tubuhku ke tubuhnya. Ia membelai kepalaku lembut.
“Kau tahu tidak, mengapa aku mengjakmu kemari?”
“Aniyo, wae?”
“Hmm, tiga hari lagi aku akan pergi ke Paris untuk melanjutkan studiku kesana,” jawab Ryeowook membuatku bak tersengat listrik ratusan watt.
“Mwoya? Paris? Ya oppa! Itu sangat jauh!” kataku dengan nada yang agak tinggi karena kaget. Tiga hari lagi? Kenapa dia tidak bilang kepadaku jauh-jauh hari sebelumnya???
“Jeongmal mianhae nae chagiya, tapi aku harus melanjutkan studi ke sana. Aku mendapat beasiswa untuk kuliah di sana kau tahu? Aku tak bisa menyia-nyiakan kesempatan emas ini,” kata Ryeowook seakan mengerti apa yang akyu pikirkan. “Aku tak bilang padamu dulu karena aku takut itu akan menjadi beban untukmu. Padahal sebentar lagi kau akan ujian kelulusan untuk tahun ini kan,” lanjutnya.
“Ne, arrasseo oppa. Tapi tak seharusnya seperti ini oppa. Seharusnya kau bilang dulu padaku,” kataku agak kesal. Ia tersenyum lalu memelukku.
“Mianhae, tapi ini bukan akhir kan? Aku janji, empat tahun lagi aku akan kembali padamu, aku janji,” katanya lalu menyuruhku memakan kue tart buatannya.
Tadaaaa!!!! Ternyata di dalam kue tart itu ada cincin yang sama persis dengan yang ia pakai hanya saja ukurannya lebih kecil dari miliknya. Warnyanya sama, emas putih dan ada bintangnya. Aku menoleh kepadanya.
“You’re my star, in here,” katanya sambil menarik tanganku lembut ke dadanya. Aku tersenyum padanya.
“Yeah, I trust you.”
“Will you marry me? Empat tahun lagi sih hehehe.”
“Ne, aku mau oppa,” kataku pelan. Ia menarikku dan mencium bibirku. Setelah itu ia memberiku sebuah teddy bear kecil berwarna biru. Oppa, cepatlah pulang. Semoga kau tak mengingkari janjimu itu.
>>>
~4 years later~
Sudah empat tahun semenjak kepergian oppa ke Paris untuk menuntut ilmu kesana. Sesekali aku dan ia memang saling bertemu, tapi tidak untuk tahun ini. Entahlah, firasatku berkata lain.
“Eun-ah!!! Eun-ah!!! Ppali!!!” kata Minho oppa, kakakku satu-satunya yang cool itu. Aku segera menghampirinya.
“Ya oppa waeyo?”
“Kau lupa? Hari ini kan tanggal 26 April! Kau tak pergi menjemput Ryeowook ke bandara? Bukankah ia pulang hari ini?” Tanya Oppa penasaran. Aku menepuk dahi. Omona, aku lupa kalau hari ini oppa pulang!
Tanpa banyak bicara aku segera mengganti pakaianku dan menuju bandara bersama Minho oppa. “Oppa, bagaimana kau ingat kalau hari ini Ryeowook akan pulang?”
“Tentu saja, aku lihat di kalender tadi. Kan sudah kau tandai,” jawab Minho oppa santai. Ia mengemudikan mobilnya dengan santai sementara aku masih dagdigdug tak keruan.
Tapia pa yang kulihat di bandara begitu sampai membuatku langsung mengajak Minho oppa pergi jalan-jalan. Ya, oppa sedang bergandengan dengan seorang yeoja, sangat mesra! Bahkan mereka terlihat seperti berapacaran. Entahlah, kepalaku terasa pusing sehingga aku ingin langsung pulang.
>>>
“Chagiya, katamu kau mau menjemputku tadi,” kata Ryeowook oppa begitu sampai ke rumahku. Aku hanya tersenyum tipis padanya.
“Mianhae oppa, kepalaku terasa agak pening,” kataku pelan. Ia tersenyum padaku, kemudian menerima panggilan di HPnya.
“Chagiya, jeongmal mianhae, aku ada urusan. Nanti malam aku akan kembali. Saranghae,” kata Ryeowook oppa agak terburu-buru lalu pergi meninggalkanku. Aneh.
>>>
~Seoul, May 11th 2011~
Aku terbangun dari tidur lelapku dan mendapati HPku tak ada sms sama sekali. Setelah sebulan ia pulang, ia sangat jarang menghubungiku dan sibuk dengan pekerjaannya. Aku hanya bisa terdiam. Ia sudah sangat jauh berbeda. Akhirya kuputuskan pergi ke dapur untuk mengambil air minum.
Mataku tiba-tiba tertumbuk pada sebuah kertas berwarna merah berbentuk hati yang menggoda. Sayangnya begitu aku membukanya, airmataku langsung tumpah dan aku terduduk di kursi.
Undangan pernikahan. Bukan undangan pernikahan Minho oppa dengan Junn unnie. Bukan juga Ryeowook denganku. Tapi Ryeowook dan TIFFANY!!! Aku ingat, ia adalah yeoja yang menggandeng tangan Ryeowook oppa di bandara. Wajahnya sama persis dengan yang di foto dan hal itu membuatku sakit.
Dengan kalap aku langsung memecahkan gelas yang kubawa, lalu menyobek undangan itu, dan segera mandi lalu bersiap pergi ke pernikahan Ryeowook oppa.
>>>
Di gedung itu sangat ramai dan menambah rasa sakit yang kurasa. Tampak jelas raut bahagia dari Tiffany dan Ryeowook oppa yang benar-benar sudah melupakanku. Meski mataku bengkak, kuberanikan diriku untuk muncul di hadapannya.
“Oppa,” panggilku pelan. Kulihat Ryeowook dan Tiffany sama terkejutnya melihatku dengan dress merah yang dulu pernah kupakai saat berkencan terakhir kali dengan oppa dan dandanan yang hancur.
“Eun-ah… Ehm, kau,” kulihat raut wajah bingung dari oppa yang membuatku semakin perih. Aku mencoba tersenyum padanya dan kulihat Minho oppa dan Junn unnie menghampiriku yang mendekati Ryeowook.
“Chukkae,” kataku pelan, dan meski aku sudah berusaha menahan air mataku, tetap saja tumpah. Aku hanya bisa menunduk. “Kau ke Paris bukan untuk kuliah, tapi untuk bertemu Tiffany,” kataku serak.
“Aniyo, aku kesana memang untuk kuliah.”
“Lalu apa semua ini!?!? Kau menyuruhku menunggu selama empat tahun dan ini yang kudapat!?!?” kataku berapi-api. Minho oppa mulai memelukku dan Junn unnie membelai kepalaku. Aku merasa sakit.
“Eun-ah sudahlah,” kata Minho oppa pelan.
“Jadi oppa dan unnie juga tahu tentang pernikahan Ryeowook???”
“Ehm, ne. Mianhae,” jawab Minho oppa membuatku kaget dan semakin emosi.
“Bukan itu maksudku Eun-ah, aku ingin kau tahu, kita tak mungkin bersama memang. Aku memang sangat mencintaimu, tapi aku tak bisa melanjutkan hubunganku denganmu lagi,” kata Ryeowook hati-hati. Aku menangis semakin keras. Kuacungkan cincin yang penah ia beri padaku dan kubuang tepat di hadapannya.
“Terserah!!!!!!! Aku benci padamu!!!!!!!! Kau juga Minho oppa dan Junn unnie!!!! Kalian semua tega membohongiku!!!!!!!!!!” kataku emosi dan langsung berlari menuju jalan raya. Hatiku hancur. Sakit. Ternyata selama ini aku dibohongi olehnya.
Tanpa kusadari sebuah mobil berkecepatan tinggi akhirnya menabrakku saat aku menyebrang jalan. Perlahan semua berubah gelap.
>>>
~FLASHBACK END~
Dan inilah sekarang aku. Choi Eunsun, setelah kecelakaan yang menimpaku sebulan yang lalu itu membuat kaki kiriku harus diamputasi dan aku juga kehilangan suaraku karena pengaruh alcohol yang kuminum setelah aku sadar dari kecelakaan itu.
Hancur sudah. Aku hanya seorang yeoja yang cacat yang dibohongi oleh kekasihnya sendiri. Aku ingin berteriak tetapi percuma saja karena tak ada suara yang keluar dari mulutku. Yang bisa kulakukan hanya menangis dan memeluk boneka pemberiannya dulu saat ia berjanji padaku.
Kurasakan sebuah tangan memelukku dari belakang. Kupikir ia Minho oppa. Ternyata salah. Ia Ryeowook oppa.
“Jeongmal mianhae.”
Aku hanya bisa menatap wajahnya itu dengan mataku yang bengkak dan merah, lalu melepaskan pelukannya dan mencoba berlari dengan kaki palsuku meski pelan. Aku tak mampu untuk melihat wajahnya lagi. Lebih baik aku mati daripada melihat wajahnya.
“Ya Eun-ah! Wae?” Tanya Minho oppa saat melihatku berlari menuju pelukannya. Ia langsung memelukku. Aku menangis di pelukannya. Ia langsung membawaku masuk ke dalam begitu melihat Ryeowook. “Jauhi Eunsun, jangan ganggu dia lagi,” kudengar Minho oppa berkata pada Ryeowook dengan dingin. Ryeowook tampaknya sangat kecewa.
Aku ta ingin apapun. Yang kuinginkan hanya melihatnya enyah dari hidupku dan aku bisa tenang meski kuakui aku sangat terluka.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>THE END<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<
Ottohke? Aneh ya ceritanya? Mian yah, author lagi puyeng setengah mampus nih, jadi critanya juga aneh... Ayo chingu, coment yah! ^^
Rabu, 18 Mei 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar